Kecepatan Terbang Pada Burung Merpati

Kecepatan Terbang Pada Burung Merpati

adjar.id - Apakah Adjarian pernah, menyaksikan balap burung merpati?

Berdasarkan fisiknya, burung merpati terlihat memiliki fisik yang terbilang sangat kecil.

Akan tetapi, burung merpati memiliki kecepatan terbang yang sangat cepat.

Kecepatan terbang burung merpati mencapai sekitar 110 kilometer per jam, lo.

Tonton video ini, yuk!

Liputan6.com, Jakarta Seekor burung merpati terbang dengan kecepatan 100 km/jam di sebuah jalan tol. Burung ini bahkan mampu melewati banyak mobil yang melintas.

Hebatnya, burung ini melaju sejauh 20 km.

Email: [email protected]

Saya menggunakan vaksin Medivac ND-IB untuk vaksinasi burung merpati. Bagaimana cara vaksinasi yang benar? Berapa dosis yang diberikan? Kemudian pengulangan vaksin kedua dan ketiga jeda waktu berapa lama?

Terima kasih Bapak/Ibu Levin atas pertanyaan yang disampaikan. Vaksin Medivac ND-IB merupakan vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB) pada unggas. Penyakit tersebut merupakan penyakit akibat virus yang dapat menyebabkan penyakit pada unggas, tidak terkecuali merpati.

Penyakit ND diakibatkan oleh Newcastle Disease Virus atau Avian Paramyxovirus-1 dari famili Paramyxoviridae. Penyakit ND dapat menular secara kontak langsung dengan merpati yang sakit, melalui peralatan peternakan, udara, peternak, dan unggas lain. Penularan dapat melalui inhalasi (terhirup/melalui saluran pernapasan) dan ingesti (termakan/melalui saluran pencernaan). Setelah menginfeksi merpati, virus ND akan menimbulkan gejala klinis setelah 2-15 hari. Cepat lambatnya masa inkubasi serta munculnya gejala klinis dan perubahan anatomi pada organ dipengaruhi oleh jenis virus ND, dosis atau konsentrasi virus yang menginfeksi, umur merpati, status imunitas, dan kondisi lingkungan.

Berdasarkan pemantauan personil kami di lapangan, penyakit ND pada merpati masih sering terjadi dan perlu diwaspadai. Gejala klinis dan perubahan patologi anatomi akibat serangan ND akan ditemukan pada organ pernapasan, organ pencernaan, sistem saraf maupun organ reproduksi. Merpati menjadi batuk, susah bernapas, ngorok, dan terdapat lendir yang keluar dari hidung. Gejala-gejala tersebut merupakan gangguan pernapasan yang sering muncul pada kasus ND pada merpati.

Gejala lainnya, nafsu makan hilang, feses berwana hijau dan kadang-kadang terdapat gumpalan putih, gemetaran, gejala kelainan syaraf (kelumpuhan pada kaki dan atau sayap, leher terpuntir/torticollis). Angka kesakitan akibat ND relatif tinggi, yaitu 80-100%, dan angka kematiannya bisa mencapai 100%. Penyakit ini perlu diwaspadai agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar.

Sedangkan penyakit IB disebabkan oleh virus dari golongan Coronavirus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dhivahar, dkk. (2018) Coronavirus dijumpai menginfeksi burung merpati dengan uji secara biologi molekuler menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Namun IB pada merpati tidak memberikan gejala klinis yang khas dengan tingkat kesakitan dan kematian yang relatif rendah. Merpati dapat menunjukkan gejala berupa keluarnya lendir dari hidung, sulit bernapas sehingga berusaha menarik napas dengan menjulurkan leher ke depan dan membuka paruhnya lebar-lebar, ngorok, bersin, batuk, mata terlihat berair dan selaput niktitan (selaput mata dalam) kemerahan atau radang. Merpati tampak lemas, nafsu makan dan minum turun.

Kerugian yang dapat ditimbulkan penyakit ND dan IB cukup tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan. Salah satunya dengan melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Medivac ND-IB. Pemberian vaksin dapat dilakukan mulai merpati berumur 5-7 hari dengan cara tetes mata atau tetes hidung sebanyak satu dosis (satu tetes). Vaksinasi dapat diulang kembali pada umur 30 hari dengan cara dan dosis yang sama. Namun untuk penerapan program vaksinasi dapat disesuaikan dengan kondisi peternakan masing-masing.

Selanjutnya dilakukan revaksinasi ND setiap 2-3 bulan sekali dengan Medivac ND-IB. Vaksinasi hanya diberikan kepada merpati dalam kondisi sehat dan untuk membantu keberhasilan vaksinasi dapat diberikan Vita Stress-B pada air minumnya selama 3 hari sebelum dan sesudah vaksinasi. Upaya pencegahan penyakit tidak hanya dengan vaksinasi saja, perlu didukung dengan penerapan biosecurity yang baik. Contohnya membersihkan kandang secara rutin dan desinfeksi kandang menggunakan desinfektan (Antisep/Neo Antisep).

Burung adalah salah satu makhluk yang memiliki kecepatan gerak luar biasa. Bukan di darat, burung adalah penguasa udara. Dari langit, mereka melihat mangsa, lalu menukik dengan cepat dan secara akurat, menerkam mangsa!

Ada berbagai jenis spesies burung di dunia, dan mereka memiliki kecepatannya sendiri-sendiri. Namun, tidak dengan lima burung ini. Bagaikan "Lamont Jacobs" di udara, inilah 5 burung yang juara di segi kecepatan terbang!

Juara 1: Elang peregrine

Di juara pertama, burung elang peregrine (Falco peregrinus) adalah burung tercepat di dunia saat ini! Burung ini datang dari Amerika Utara dan dikenal dunia sebagai ikon hewan pemburu yang efektif. Meski kalah dengan gyrfalcon di kecepatan horizontal (65–90 km/jam), elang peregrine mencatatkan kecepatan menukik di kisaran 389 km/jam!

Kecepatan menukik yang ekstrem tersebut adalah berkat kemampuan sang burung untuk melipat sayapnya ke belakang, sehingga tak ada hambatan. Saat menukik pun, elang peregrine tetap menyesuaikan tubuh agar bisa meluncur lebih cepat dan tepat sasaran! Bukan main-main, mangsa elang peregrine adalah burung merpati atau bebek.

Itulah lima burung jawara yang kecepatan terbangnya diakui dunia! Saat mereka terbang dan mengunci mangsa sebagai target, dijamin tepat sasaran. Dari burung-burung ini, manakah yang kamu suka?

Baca Juga: 15 Hewan Terkenal yang Dikira Punah, padahal Masih Ada

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Juara 5: Elang ekor merah

Endemik di Amerika Utara dari Alaska hingga Panama, burung elang ekor merah (Buteo jamaicensis) terkenal sebagai burung pemangsa. Sebagai hewan oportunistis yang makan apa saja, makanan favorit elang ekor merah adalah hewan pengerat dan mamalia kecil.

Di tempat ke-5, elang ekor merah memiliki kecepatan terbang horizontal 32-64 kilometer per/jam. Terkesan lambat? Saat ia melihat mangsa, elang ekor merah dapat menukik dengan kecepatan 190 km/jam! Ditambah lagi, matanya yang 8 kali lebih tajam dari manusia dapat melihat makhluk sekecil tikus dari jarak 30,5 meter!

Di tempat ke-4, burung gyrfalcon (Falco rusticolus) adalah spesies elang terbesar di keluarga Falco! Ditemukan di Arktika dan Amerika Utara, burung gyrfalcon adalah lambang Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat (AS).

Dari segi kecepatan, gyrfalcon dapat terbang secara horizontal dengan kecepatan 80-110 km/jam tanpa henti. Beda cerita lagi saat melihat mangsa burung Lagopus dan Anseriformes. Saat menukik untuk "menjemput" mangsa, gyrfalcon dapat mencapai kecepatan 187-209 km/jam!

Baca Juga: Jarang Mengudara, 10 Hewan Ini Ternyata Bisa Terbang

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Dengan lebar sayap 1,8-2,4 meter, elang emas (Aquila chrysaetos) adalah burung tercepat selanjutnya. Datang dari belahan bumi Utara, elang emas memangsa tupai hingga kelinci untuk makanannya.

Dari segi kecepatan terbang horizontal, elang emas memang kalah cepat dibandingkan dengan gyrfalcon, yaitu 45-51 km/jam. Namun, saat melihat mangsa, elang emas dapat menukik dengan kecepatan 322 km/jam! Elang emas mengorbankan kelincahan dan manuver untuk mencaplok mangsa secara tiba-tiba.

Diakui sebagai burung nasional Hongaria, Uni Emirat Arab, dan Mongolia, elang saker (Falco cherrug) sebenarnya datang dari Eropa Tengah. Sayangnya, status elang saker saat ini adalah "terancam punah" karena penurunan populasi drastis!

Elang saker mengintai hewan pengerat dan burung yang lebih kecil sebagai makanannya. Memiliki kecepatan terbang horizontal 150 km/jam, burung dengan sayap berukuran 97–126 sentimeter ini dapat menukik dan menyergap mangsanya di kecepatan 320 km/jam!